Manado - Pulau Manado Tua, Bunaken dan Siladen telah memasuki Internasional Spotlight tetapi keadannya berada jauh dari ketenarannya. Ada beberapa masalah serius yang dihadapi ketiga pulau ini, yaitu kelangakaan air bersih diikuti oleh keterbatasan supply listrik. Ketersediaan air, kualitas air bersih yang memadai dan ketersediaan jaringan listrik adalah hal-hal mendasar yang belum terselesaikan di ketiga pulau yang menyimpan potensi dunia ini.
UNDP (United Nations Development Programme) sebagai lengan operasional PBB di tingkat negara dan bekerjasama dengan mitra di berbagai negara untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, pemberantasan kemiskinan, merasa perlu untuk membantu pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dalam mengatasi permasalahan tersebut. Tidak sendirian UNDP menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan salah satunya Bank SulutGo sebagai Bank daerah di Sulawesi Utara.
Disela agenda kegiatan AIS (Archipelagic and Island State) Startup and Business Summit 2019, UNDP melakukan penandatanganan Nota Pernyataan Niat atau Statement of Intent dengan Bank SulutGo yang dilaksanakan di Hotel Sintesa Peninsula, Manado, Kamis (31/10/2019)
Kerjasama ini ditandatangani secara langsung oleh Jeffry A.M. Dendeng selaku direktur Utama Bank SuluGo dan christophe Bahuet mewakili UNDP. Penandatanganan ini turut dihadiri Welan T. Palilingan Direktur Operasional Bank SulutGo, dan Ibu Maria J. Rogi Pemimpin Corporate Secretary Bank SulutGo.
Statement of Intent antara Bank SulutGo dan UNDP ini bertujuan sebagai landasan bagi kedua institusi guna menunjang kelancaran tugas masing masing pihak dalam mewujudkan :
1) Kolaborasi dalam pengembangan akses berkelanjutan ke listrik dengan memanfaatkan sumber daya terbarukan dan akses ke air bersih di pulau Manado Tua, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara,
2) Menghubungkan akses ke listrik untuk menambah nilai kegiatan ekonomi lokal,
3) Menilai lebih lanjut potensi peningkatan kegiatan ke wilayah pesisir dan pulau kecil lainnya di Sulawesi Utara dan Provinsi Gorontalo.
Jeffry A.M. Dendeng, Direktur Utama Bank SulutGo menyatakan bahwa melalui penandatanganan kerjasama ini, kedua pihak mengharapkan terjalinnya sinergi, khususnya dalam mempromosikan mata pencarian berkelanjutan masyarakat pesisir di provinsi Sulawesi Utara melalui penyediaan akses yang dapat diandalkan untuk listrik dan air bersih dengan menggunakan energi terbarukan dan memperkuat kapasitas kelembagaan, ini akan berkontribusi pada percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Utara.
AIS sendiri merupakan wadah yang digunakan untuk merangkul 41 negara pulau dan 6 negara kepulauan dari kawasan Pasifik Selatan, Karibia, Asia, Afrika, dan Eropa, serta Pembangunan kerja sama konkret dengan fokus pada empat area kolaborasi yakni blue economy, mitigasi perubahan iklim dan bencana, polusi laut akibat sampah plastik, dan good ocean and maritime governance.
Untuk rangkaian kegiatan yang terangkum dalam AIS Startup and Business Summit 2019 dibagi menjadi tiga agenda utama, yaitu pameran bisnis dan inovasi yang berfokus untuk menjembatani kerjasama antara para pelaku bisnis ekowisata dan memfasilitasi investasi dan transaksi antara investor dan bisnis ekowisata bahari, kemudian konferensi ekowisata bahari sebagai sarana peningkatan kapasitas dan tukar wawasan pelaku bisnis ekowisata bahari dalam penerapan blue economy di negara Forum AIS, serta pertemuan tingkat menteri dan pejabat tinggi forum AIS yang diagendakan akan berlangsung paralel dengan AIS Startup and Business Summit 2019.