Manado, 24/10 - Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Manado Sulawesi Utara (Sulut) bekerja sama dengan Bank SulutGo (BSG) dan Bank Indonesia (BI) akan mengembangkan dunia kewirausahaan dengan semangat "Mapalus".
"Hal ini karena kami menilai dunia kewirausahaan di Sulut masih sangat kecil, padahal potensinya cukup besar," kata Ketua ISEI Manado-Sulut Prof Paulus Kindangen di Manado, Selasa.
Dia menjelaskan Mapalus adalah suatu sistem atau teknik kerja sama untuk kepentingan bersama dalam budaya Suku Minahasa. Secara fundamental, Mapalus adalah suatu bentuk gotong royong tradisional yang memiliki perbedaan dengan bentuk-bentuk gotong royong modern, misalnya perkumpulan atau asosiasi usaha.
Paulus mengatakan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang ada di Sulut sangat besar, namun sayangnya potensi belum dimanfaatkan secara optimal.
Karenanya, perlu upaya semua pihak, terutama kolaborasi pemerintah daerah, akademisi, dan pelaku bisnis termasuk perbankan untuk mengembangkan kewirausahaan di daerah.
Direktur Utama Bank SulutGo Jeffry Dendeng menjelaskan kewirausaahan perlu terus didorong, sejak jauh-jauh hari. Khususnya di kalangan generasi muda.
"Sejauh ini pembinaan kepada generasi muda intens dilakukan Bank Indonesia. Dan saat ini Bank SulutGo memberikan perhatian yang sama dengan harapan dapar mencetak wirauaha muda potensial dengan skala UMKM," kata Jeffry.
Tentu saja ini memerlukan pendampingan maupun pelatihan, dan selaku Bank Pembangunan Daerah (BPD) SulutGo akan melakukan hal tersebut.
Pengembangan kewirausahaan, katanya, membutuhkan tahapan pelatihan, dan diawali dengan menggelar seminar seperti saat ini.
"Diharapkan hasil seminar dapat ditindaklanjuti melalui pelatihan kewiransahaan yang nantinya dapat melahirkm wirausaha-wirausaha baru di daerah ini," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sulut Moh R Mokoginta yang mewakili Gubernur Sulut Olly Dondokambey.
Dekan IPMI International Business School Prof Roy Sembel juga mendorong generasi muda untuk membidik kewirausahaan yang mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Senada, Ekonom Roy Mandey yang menjadi pembicara mengungkapkan, bahwa sejauh ini, kewirausahaan belum menjadi pilihan yang diprioritaskan generasi muda, sehingga tak heran, setelah selesai kuliah belum mendapatkan pekerjaan.
"Oleh karena itu dibutuhkan dukungan dari para stakeholder untuk memunculkan wirausahawan di bumi Nyiur Melambai. Bank SulutGo dan ISEI telah memulai dengan seminar nasional tersebut dengan harapan peserta mahasiswa tergoda untuk menjadi pengusaha," katanya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulut, Soekowardojo mengatakan BI akan mendorong perbankan di Sulut agar meningkatkan pembiayaan kepada pelaku usaha kecil dan menengah.
"Sektor usaha kecil, diyakini akan tetap bertahan meskipun krisis sekalipun," kata Soekowardojo.
Ketua Panitia Seminar Nasional Victor P K Lengkong mengatakan bahwa kegiatan ini berawal dari pemikiran ISEI Manado bahwa lebih mudah menemukan wirausahaan asal Kawanua yang sukses di luar daerah, ketimbang mencari wirausahaan Kawanua di negeri sendiri.
"Itulah penting untuk menumbuhkan semangat wirausaha," kata Lengkong.
Seminar dihadiri oleh 150 peserta yang berasal dari pemerintah kabupaten/kota, DPRD Provinsi dan kabupaten/kota, praktisi bisnis, perbankan, UMKM binaan, akademisi, kelompok mahasiswa Inkubator bisnis, dan masyarakat umum dan sejumlah perguruan tinggi di Sulut yakni Universitas Sam Ratulangi, Universitas Negeri Manado, Universitas Klabat, Universitas De La Sale, IAIN, serta STIE Eben Haezer.