Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo Suryono usai penandatanganan kerjasama di ruang kantor Bupati Gorontalo, Selasa (19/7), mengatakan hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kerja sama pengembangan kapabilitas dan kapasitas untuk mendorong produktivitas masyarakat dengan memanfaatkan akses melalui perbankan dan sertifikasi lahan.
"Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun 2015 hingga Juni 2016, terdapat beberapa komoditas yang menyumbang inflasi kelompok bahan makanan terbesar di Provinsi Gorontalo, salah satunya beras.
Dia menjelaskan tingginya fluktuasi harga beras di Provinsi Gorontalo serta mayoritas penduduk yang mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok sehari-hari, menjadikan beras sebagai salah satu perhatian utama Bank Indonesia.
"Berdasarkan data Statistik lahan Pertanian 2014, sampai tahun 2016 luas lahan sawah di Provinsi Gorontalo mencapai 32.239 hektare dan Kabupaten Gorontalo memiliki luas lahan terbesar jika dibandingkan daerah lain yaitu 43 persen atau 13.851 hektare," kata Suryono menjelaskan.
Dengan luas lahan sawah terbesar di Gorontalo, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo menginisiasi program pengembangan klaster beras di Kabupaten Gorontalo dengan harapan pelaksanaan program itu dapat lebih maksimal dan bisa ditiru di daerah lain.
"Kerja sama, koordinasi dan kolaborasi yang dilaksanakan semua pihak yang terlibat, tidak hanya terkait dengan hal-hal yang bersinggungan dengan aspek legal, namun diperluas hingga menyentuh masyarakat berada dalam binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo untuk membangun kemandirian dan meningkatkan inklusivitas dalam perekonomian," ungkapnya.
Suryono juga mengatakan, kesepakatan kerja sama yang akan berlangsung hingga 31 Desember 2018 tersebut akan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pemberian bantuan teknis yaitu pelatihan dan pendampingan usaha untuk meningkatkan kapasitas usaha, bantuan sarana dan prasarana serta bantuan terkait teknis produksi, akses pemasaran dan akses permodalan.
Sementara itu, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo mengatakan beras merupakan kebutuhan dasar dan di Kabupaten Gorontalo masih ada daerah yang rawan pangan, sehingga kerja sama tersebut dapat meningkatkan produksi beras.
"Selain itu, kita berharap ketahanan pangan ini bukan hanya untuk Kabupaten Gorontalo dan Provinsi Gorontalo, semoga kedepan kita juga dapat menjadi penyuplai pangan untuk Indonesia.
Bupati mengatakan, dengan dorongan dari Bank Indonesia, pihaknya akan melakukan pengembangan pangan termasuk sertifikat tanah, karena di Kabupaten Gorontalo masih banyak yang belum memilikinya, terutama masyarakat miskin.
Direktur Umum Bank SulutGo, Bapak Felming Harun juga menyampaikan komitmen perbankan dalam pengembangan klaster beras di Kabupaten Gorontalo, Bank SulutGo berkomitmen mendukung permodalan dan pembiayaan dalam rangka pengembangan usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Gorontalo.
Kegiatan kerja sama tersebut juga dirangkaikan dengan penyerahan bantuan alat tani oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, kepada para petani Kabupaten Gorontalo di kantor Bupati Gorontalo.