Manado- Babak baru dimasuki torang pe bank yang kini berusia 54 tahun. Selain berganti nama dari Bank Sulut menjadi Bank Sulut Gorontalo (SulutGo), kini Bank Pemerintah Daerah (BPD) SulutGo, telah berhasil masuk Kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU II) pada klasifikasi Bank Kelas Menengah dengan total asset di atas Rp. 10 trilliun sesuai pencapaian target Road to 101 BPD Regional Champion .Kini, asset Bank SulutGo telah berada pada angka 12,9 triliun posisi Mei 2015.
Menurut Direktur Utama Johanis Ch Salibana, pada usia ke-54, ada beberapa pekerjaan Rumah (PR) yang bakal dikejar Bank SulutGo."Dari sisi modal inti, Bank SulutGo masih berada di bawah satu triliun rupiah. Yaitu pada angka 701 miliar. Itulah PR management dan kita bersama mencapai permodalan tersebut," jelas Salibana, di sela-sela sambutan puncak perayaan ulang tahun Bank SulutGo, di Graha Gubernuran Sulut.
Sementara, beberapa upaya disebutkan untuk menggenjot target tersebut. Antara lain, memperluas jaringan kantor, memaksimalkan layanan kas serta penambahan mesin ATM hingga ke kecamatan. "Ke depan, kami terus melakukan perluasan jaringan kantor sekaligus menambah jumlah mesin ATM. Dengan masuk secara bertahapke seluruh kecamatan yang ada di Sulut dan Gorontalo," Tambah Salibana.
Gubernur Sulut Dr. SH Sarundajang yang hadir pada perayaan puncak HUT tersebut mengingatkan agar Bank SulutGo terus komitmen melayani masyarakat dengan baik. Tak Lupa, Sarundajang juga menghimbau kepada legislatif agar menopang target regional Champion BPD.
"Diharapkan pejabat bank dapat mendalami filosofi BPD. Melayani untuk rakyat, karena hadir dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Ketua DPR diimbau senantiasa menopang bank ini untuk menuju BPD Regional Champion" pesan Sarundajang.
Dalam menggenjot target ke depan, Sarundajang menawarkan BPD SulutGo dapat mendapatkan dana dari masyarakat melalui IPO dan menjadi Bank Devisa. Serta mengingatkan pihak bank untuk menjaga BPD SulutGO tetap sehat dalam sistem keuangan. "Diharapkan ke depan Bank Sulut Gorontalo bisa melakukan IPO (Initial Public Offering) dan menjadi Bank Devisa. Silahkan direksi dan komisaris berupaya tingkatkan modal, namun yang harus diingat harus prudent dan hindari fraud," tutup Sarundajang.