Bank Indonesia (BI) mencatat, Loan to Deposit Ratio (LDR) industri perbankan yang beraktivitas di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami penurunan pada Maret 2015 karena menghadapi pasar yang ketat.
"Penurunan LDR perbankan Sulut pada posisi Maret 2015 bukan karena adanya pengereman kredit namun sedang menghadapi pasar yang ketat dan tak selonggar dulu," ungkap Asisten Direktur Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut Ignatus Adhi, di Manado, Selasa (19/5/2015).
Dia mengatakan, saat ini pasar memang sedang ketat, apalagi melihat kondisi makro ekonomi yang belum stabil sehingga perbankan sedikit hati-hati dalam mengelola bisnis. "Hingga Maret 2015, LDR perbankan Sulut mencapai 129,61 persen atau turun dari posisi yang sama tahun lalu sebesar 132,23 persen," ujarnya.
Kendati mengalami penurunan, secara umum pemberian kredit masih lebih besar ketimbang penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan Sulut. Pada Maret 2015, DPK perbankan Sulut tercatat sebesar Rp20,36 triliun atau meningkat sebanyak 14,39 persen jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu yang sebesar Rp17,80 miliar.
Sementara itu, penyaluran kredit perbankan Sulut mencapai Rp26,39 triliun atau tumbuh sebanyak 12,12 persen jika dibandingkan dengan pada 2014 yang mencapai Rp23,54 triliun. LDR merupakan perbandingan antara penghimpunan dana dan penyaluran kredit. LDR di atas angka 100 menandakan banyak dana dari luar yang disalurkan sebagai kredit di Provinsi Sulut.
Direktur Utama PT Bank Sulut Johanis Salibana mengakui, dengan melihat kondisi ekonomi makro yang belum stabil, bank pembangunan daerah itu akan lebih fokus pada penghimpunan dana murah. "Meskipun fokus menghimpun dana murah, namun tetap menyalurkan kredit sehingga LDR tetap seimbang," pungkasnya.