MANADO - PT Bank Sulut menyiapkan dana sebesar Rp1,2 triliun untuk mendorong sektor produktif di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dan Gorontalo.
"Tahun ini, kami menyiapkan Rp1,2 triliun untuk pembiayaan ke sektor produktif karena akan mendorong peningkatan ekonomi daerah," kata Direktur Pemasaran PT Bank Sulut, Novie Kaligis, di Manado, Rabu (11/3/2015).
Novie mengatakan BS sebagai bank Pembangunan Daerah (BPD) akan berupaya membangun daerah Sulut dan Gorontalo melalui pembiayaan ke semua sektor riil.
"Semua sektor kami dorong pembiayaannya, meskipun selama ini memang sudah dan sementara dibiayai, dan akan dimaksimalkan lagi," jelasnya.
Untuk sektor pariwisata, saat ini Bank Sulut tengah membiayai semua pelaku usaha yang berada di taman wisata Bunaken dan beberapa tempat wisata lainnya. "Diharapkan pembiayaan ini, mampu meningkatkan sektor pariwisata Sulut agar semakin baik dan berkualitas," jelasnya.
Dia mengatakan, jika sektor pariwisata kita dorong maka akan memberikan sumbangan ke daerah yang cukup besar.
Bank Sulut juga sedang membiayai sektor perikanan di daerah tersebut yang selama ini masih takut untuk dibiayai oleh sebagian besar perbankan.
"Namun, Bank Sulut tetap mendorong agar sektor produktif di kawasan maritim akan tetap hidup karena mampu mendorong perekonomian daerah," kata Novy.
Dia mengatakan selain pembiayaan kepada nelayan di pesisir pantai di Sulut, pihaknya juga melakukan program pembiayaan kapal ikan dari kapal kayu ingin dikembangan dengan kapal fiber glass yang lebih baik lagi.
Begitu pula,katanya dengan sektor pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa-jasa lainnya yang dianggap mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Hingga posisi akhir Februari 2015, PT Bank Sulut telah menyalurkan kredit sebesar Rp7,6 triliun di Sulut dan Gorontalo.
Penyaluran kredit tersebut, katanya, bukan hanya ke sektor konsumsi saja, tapi juga ke sektor produktif yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian di daerah.
Bank Sulut, katanya, berhasil menghimpun aset sebesar Rp12 triliun hingga akhir Februari 2015 dan Dana Pihak ketiga (DPK) sebesar Rp10 triliun.