banksulut.co.id, Manado — Bank Sulut kembali meraih Infobank Award 2014. Tak tanggung-tanggung, torang pe bank berhasil memuncaki dua kategori sekaligus seperti termuat dalam Majalah Infobank edisi Juni 2014, rating 120 Bank di Indonesia. Yang pertama, kategori Modal Inti di Bawah Rp1 Triliun (buku 1). Di kategori ini, Bank Sulut diberi skor 98,42 dan menjadi yang tertinggi dengan predikat sangat bagus.
Bank Sulut juga dinobatkan sebagai 10 Bank Pembangunan Daerah Terbaik per Desember 2012-2013. Infobank menempatkan Bank Sulut di posisi pertama, menyisihkan 9 BPD besar lainnya yakni Bank Sulteng, Bank Kalbar, Bank Papua, Bank BPD DIY, Bank Jambi, Bank Jateng, Bank BPD Bali, Bank DKI, dan Bank Sultra.
Bank Sulut sendiri telah rutin mendapatkan Infobank Award selama 15 tahun berturut-turut. Namun, prestasi ini semakin gemilang di HUT yang ke-53 tahun 2014. Jajaran direksi yang baru di bawah kepemimpinan Dirut Johanis Ch Salibana sejak tahun 2013 rupanya membuktikan komitmennya yang tinggi untuk meningkatkan kinerja bank ini. Tahun lalu, bank yang mayoritas sahamnya dimiliki Pemprov Sulut ini, berhasil mencetak laba tertinggi sepanjang sejarah berdirinya. Pertumbuhan labanya mencapai 30,35% dari Rp139,19 miliar pada 2012 menjadi Rp181,43 miliar.
Pada 2013, pendapatan bunga menjadi penyumbang terbesar dalam perolehan laba Bank Sulut. Pendapatan bunga Bank Sulut melonjak hingga 33,75% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut salah satunya didorong oleh pendapatan bunga dari obligasi pemerintah yang dibeli Bank Sulut.
Di samping itu, penyaluran kredit juga berkontribusi terhadap pendapatan bunga Bank Sulut. Pendapatan bunga dari penyaluran kredit Bank Sulut memberikan kontribusi terbesar dari keseluruhan pendapatan bunga yang dibukukannya pada 2013. Sebagai informasi, tercatat total kredit yang disalurkan Bank Sulut tumbuh 20,95%, dari Rp4,69 triliun pada 2012 menjadi Rp5,68 triliun.
Upaya Bank Sulut melakukan efisiensi dan membenahi pelayanan juga turut berkontribusi terhadap peningkatan labanya. Sepanjang 2013 berbagai perbaikan dari sisi fitur dan layanan perbankan serta struktur pendanaan, termasuk pengendalian terhadap pengeluaran beban operasional, menjadi concern bank ini.
Terlepas dari itu, Bank Sulut memang berupaya memfokuskan diri pada segmen-segmen potensial yang bisa mendongkrak perolehan labanya, diantaranya business banking, consumer, dan retail. Selain itu, Bank Sulut mengembangkan strategi value chain yang efektif.
Di tengah ketatnya persaingan di industri perbankan sepanjang 2013, Bank Sulut juga berhasil meningkatkan pertumbuhan dana pihak ke tiga (DPK) sebesar 17,40% menjadi Rp5,03 triliun pada akhir tahun lalu. Pertumbuhan itu didorong oleh upaya yang dilakukannya dalam meningkatkan kualitas produk, seperti menghadirkan layanan dan fasilitas baru yang dibarengi dengan penambahan fitur produk.
Sementara itu, untuk meningkatkan pelayanan pada nasabah, sepanjang tahun lalu Bank Sulut juga melakukan ekspansi jaringan. Jika pada 2012 Bank Sulut hanya memiliki 57 kantor, akhir 2013 jumlah kantor Bank Sulut mencapai 69 kantor. Jumlah tersebut diantaranya terdiri atas 19 kantor cabang (KC), 22 kantor cabang pembantu (KCP), dan 23 kantor kas. Tak hanya itu, Bank Sulut juga memperkuat layanannya dengan menghadirkan tiga mobil automatic teller machine (ATM).
Seperti komponen kinerja lainnya yang tumbuh positif, aset Bank Sulut pada pengujung tahun lalu juga meningkat positif sebesar 19,19% atau menjadi Rp7,81 triliun. Kenaikan aset tersebu terutama didorong oleh peningkatan pada (penempatan) surat berharga yang tumbuh 211,97% dan kredit yang disalurkan.
Prestasi ini pun semakin memotivasi Bank Sulut untuk menjadi yang terbaik. Dengan dukungan pemilik saham, Bank Sulut bercita-cita bisa ‘naik kelas’, masuk dalam kategori Modal Inti Rp1 Triliun - di Bawah Rp5 Triliun (Buku 2).